Tuesday, September 28, 2010

Al Quran

Al-qur'an yang berjalan, atau yang hidup itu adalah sebutan untuk Nabi kita, kerana dalam diri Beliau ada firman-Nya, ada cahaya-Nya sehingga seluruh gerak Beliau tidak lain adalah pancaran dari cahaya-Nya.

Carilah ulama yang mewarisi Nur Al-Qur'an sudah pasti akan kita temui al-Qur'an yg berjalan.

Kita akan merasakan firman-Nya yang tidak berhuruf dan tidak bersuara, itulah hakikat Al-Qur'an.

Manusia yang dalam dirinya tidak diisi dengan Nur Allah tidak akan mungkin dapat menyalurkan firman-firman yang tertulis dalam kitab-Nya.

Dia Maha Hidup dan Maha berkata-kata, Dia akan berkata-kata sepanjang masa, melalui hamba-Nya yang dikasihi-Nya.

Berbahagialah mereka yang dadanya dipenuhi Nur Allah.

Monday, September 27, 2010

Mati

Di alam Rabbani lah (ketuhanan) kita bisa berjumpa dengan-Nya.

Bagaimana cara kita bisa masuk ke alam Rabbani?

Bukankah alam Rabbani itu Maha Gaib?

sementara kita ini tidak gaib?

Jawabannya, tentu kita harus gaib dulu baru berjumpa dengan yang Maha Gaib,

Rasullulah bersabda "Qabla mautu anta mautu", maksudnya “Matikanlah dirimu sebelum engkau mati”.

Menurut Syariat pengertian mati itu nafas berhenti,

manakala menurut tasauf mati itu adalah mematikan otak kita, mematikan fikiran kita akan fokus dalam bermunajat kepada-Nya, karena sesungguhnya otak itu sifatnya BAHARU,

sedangkan Allah adalah QADIM, menurut ilmu Tauhid tidak akan mungkin yang BAHARU bisa berjumpa dengan QADIM.

Jadi untuk bertemunya harus dulu "qabla mautu anta mautu".

Sunday, September 26, 2010

Penyaksian

Bagaimana cara untuk bertemu dan menyaksikan Tuhan?

Sebagai suatu contoh yang nyata dapat kita pelajari pengalaman Nabi Muhammad Saw. Waktu beliau mengadakan Israk Mi’raaj untuk menemui Allah.

Telah dikatahui bahwa Tuhan adalah Maha Roh dan untuk menyembah dan menyaksikan Allah haruslah dengan Roh kita.

Dengan perkataan lain apabila kita menghadap Allah haruslah dengan badan rohani (Roh) kita dan tidak dengan badan jasmani kita.

Seperti sabda Rasullulah "qabla mautu anta mautu", bahwa engkau harus mati sebelum mati dan sesudah itu barulah engkau dapat bertemu dengan Dia.

Maka untuk menemui Alloh kita harus mematikan badan jasmani dan kita menumuinya dengan Roh (badan Rohaniah) kita.

Jadi menemui Allah itu dengan mata hati (Roh) bukan dengan mata kasar (jasad).