Friday, November 5, 2010

Air


Perumpamaan bagi orang yang sudah makrifat adalah seperti air yang mengwap dan naik ke langit kemudian turun sebagai hujan untuk menyiram tanaman yang mengharapkan air.

Perumpamaan bagi yang sudah sampai pada Makrifatullah, laksana air yang sejuk, yang melembutkan tanah yang kering, yang menghidupkan biji benih yang mati, yang mencerahkan seluruh semesta alam, ruhani yang menghidupkan, yang dihidupkan oleh Yang Maha Hidup.

Yang ada hanya Sang Pemilik Cinta, karena itu kegiatannya hanya mencintai semuanya, selalu waspada apakah ada dan tidak yang sudah tersiram air cintanya. Kaidah mencintai Arrahman Arrahim dia lakukan kepada sekelilingnya.
Sudah tidak lagi terikat hakekat ruang dan waktu, karena hanya sekaranglah dia harus mencurahkan cintanya, karena Sang Pecinta ini tidak memiliki hari kemarin dan akan datang.

Tidak perlu karena dia yang punya waktu. Harta dicari sekarang, namun itu untuk dicurahkan kepada seluruh makhluk yang dicintainya. Dia tidak perlu pahala dan surga karena Sang Pecinta ini yang memilikinya.

Sang Pecinta ini sudah tidak tergantung lagi kepada makhluk, karena dia mencintai semua makhluknya. Apa yang dikerjkan bukan lagi fikiran angan angan, karena yang dikerjakan adalah Laduni.


Panjang dan panjang sekali curahan air hujan ketanaman yang mengharapkan air ini, yang penting dalam realita kehidupan sehari hari, jangan lagi melihat ada dirimu, tidak ada lagi dirimu,tidak ada lagi ruang dan waktu.

Kerjakan dengan penuh cinta, cium kening istri, cium anak dan cucu, salam tetangga, sapa burung dan bunga, salam, salam, salam kasih semuanya oleh Tuhan Sang Pecinta.


Ada nantinya, perasaan ini hilang timbul, namun pada masanya nanti sampai juga ke Sang Pecinta, jadi jangan difikirkan. Tapi dijalankan dengan tiada lagi dirimu. Maaf seribu maaf karena Sang Pecinta ini memandang semuanya indah belaka.

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya berlipat ganda. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (QS 2:265).

Bagi manusia harta benda adalah hal yang terberat untuk dilepaskan, namun kalau memang orang itu sudah mencapai makrifat maka belanjakanlah hartamu untuk kepentingan orang banyak, karena kalau memang sudah makrifat duniawi ini tidak ada lagi. Itu perumpamaannya, Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (Harta benda bukan hanya berwujud benda namun termsuk segala ilmu yang melekat pada dirinya).

Dan ahli makrifat itu bukan menyendiri dari pergaulan manusia, dia harus bermasyarakat dengan kasih sayangnya, yang diberikan keseluruh alam.

wassalam

1 comment: