Dan ahli makrifat itu bukan menyendiri dari pergaulan manusia, dia harus bersosialisasi, bermasyarakat dengan kasih sayangnya yang diberikan keseluruh alam. Di samping itu ia perlu juga menjai pelita bagi sesiapa yang mahu kembali kepada Penciptanya.
Al-Qur’an al-Baqarah: 186: “Jika hamba-hambaku bertanya pada mu (Muhammad) tentang aku, aku adalah dekat. Aku mengabulkan seruan (doa) orang memanggil jika dia panggil (berdoa kepada) Aku”.
Pengertiannya jika meminta (berdoa ) serulah dalam dirimu sendiri. Kerana Allah itu sangat hampir.
QS Al-Baqarah: 115: “Timur dan Barat kepunyaan Allah, maka kemana saja kamu berpaling di situ wajah Allah.”
Pngertiannya Tuhan dapat dijumpai di mana saja dan Dia selalu ada.
QS Qaf: 16: “Sebenarnya Kami ciptakan manusia dan kami tahu apa yang dibisikkan dirinya kepadanya. Kami lebih dekat kepadanya dari pembuluh darah sendiri yang ada dilehernya”.
Pengertiannya untuk mencari Tuhan orang tak perlu pergi jauh-jauh. Untuk itu ia cukup kembali ke dalam dirinya sendiri. Dengan perkataan lain bahwa Tuhan bukan berada di luar diri manusia, tetapi Tuhan bukan juga berada di dalam diri manusia. Tapi Tuhan juga maha meliputi.
Itulah Allah Dhahir dan Bathin
Kemudian selanjutnya kita harus membersihkan debu yang menutupi hati, karena hati ditakdirkan untuk memantulkan cahaya rahasia-rahasia Ilahi.
Rasulullah SAW bersabda: “Bagi setiap sesuatu ada pembersihnya, adapun pembersih hati adalah dzikrullah“.
Hati pun bagaikan air di kolam. Semakin tenang air di kolam tersebut, akan semakin jelas memantulkan bayangan yang berada di atasnya. Jadi untuk dapat menyerap dan memantulkan kembali cahaya Ilahi, diperlukan ketenangan dan ketenteraman hati.
QS Ar Raad: 28: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”
QS Ar Ruum: 53 "Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami).”
QS As Zukhruf 43:40: Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak dapat mendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?”
Kenapa mata hati kita buta ?
Karena kita sombong padahal tidak tahu apa apa (bodoh), kemudian juga terlalu fanatisme kepada sesuatu pegangan sehingga tidak mau belajar melihat kebenaran, bahkan juga sangat iri dengki dan keras kepala. Hilangkan semua itu, lakukan sifat yang sebaliknya, maka akan terbukalah matamu, hilanglah kebutaanmu.
QS 51:20 , 21: Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
QS 10: 36: Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran.
Siapakah golongan yg banyak itu?
Itulah orang yang mengingkari al Qur'an.
QS 10:36: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
QS 7:172: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).
Oleh itu, kenalilah Allah semasih hidup, kerana awal beragama itu mengenal Allah, jikalau allah tidak dikenali bagaimana mahu beragama ?
Mungkin boleh tapi agaknya tidaklah sempurna.
T/kasih...
ReplyDelete